Sabtu, 01 September 2012

Entrepreneurship, Bisnis dan Wirausaha

Assalamualaikum Wr.Wb. 
Para blogger sekalian, nie ane punya suatu materi yang ane dapet di bangku perkuliahan, materi ini bisa di konsumsi umum, jadi ane share disini, mungkin blogger n pembaca sekalian pernah denger tentang entrepreneurship atau bisnis, atau mungkin wirausaha, bahkan ada sebagian yang udah pernah nyoba or ngejalanin, hehe... yang udah nyoba n jalan nie boleh bwd panduan pemikiran, yang mau atau belum pernah jalanin nie mungkin bisa bwd mengerti dan merencanakan bisnis sampeyan kedepannya... semoga bermanfaat.




Kata entrepreneur didefinisikan  orang yang menciptakan pekerjaan yang berguna bagi diri sendiri, mampu mengolah sumber daya yang ada menjadi suatu produk yang mempunyai nilai, mencari keuntungan dari peluang yang belum digarap orang lain (Prianto, 2008). 

Entrepreneurship (Edvarson, 1994) Adalah sebuah kata yang digunakan untuk menjelaskan perilaku-perilaku pemikiran strategis dan berani mengambil resiko yang akan memberikan hasil peluang bagi individu dan organisasi. 

Ciri-ciri seorang entrepreneur (Edvardson) :

         Internal locus of control (memiliki sikap/ketetapan hati)
         High energy level (bersemangat tinggi)
         High need for achievemant (motivasi berprestasi tinggi)
         Tolerance for ambiguity (dapat memahami perbedaan pendapat)
         Self confidence (percaya diri)
Action oriented (berorientasi tindakan) 

Putra (2008)  menyimpulkan 3 tema penting  dari entrepreneurship:

1. The pursue of opportunities: entrepreneurship adalah berkenaan dengan mengejar kecenderungan dan perubahan-perubahan lingkungan yang orang lain tidak melihat dan memperhatikannya 

2. Innovation: entrepreneurship mencakup perubahan perombakan, pergantian bentuk, dan memperkenalkan pendekatan-pendekatan baru,  yaitu produk baru atau cara baru dalam melakukan bisnis.

3. Growth: Pasca entrepreneur mengejar pertumbuhan, mereka tidak puas dengan tetap kecil atau tetap dengan ukuran yang sama. Entrepreneur menginginkan bisnisnya tumbuh dan bekerja keras untuk meraih pertumbuhan  sambil secara berkelanjutan mencari kecenderungan dan terus melakukan innovasi produk dan pendekatan baru.

Schumpeter  mengungkapkan bahwa para entrepreneur merupakan “Durchsetzers neue combination” (pengusaha yang ingin mencari dan menerapkan kombinasi baru ). 

Neue combination yang berhasil dapat membuahkan:
         Produk baru yang belum pernah ditemukan (innovation)
         Metode kerja baru yang lebih efisien dan lebih efektif
         Lapangan kerja baru
         Teknologi baru
         Pasar baru.

Ekonom Austria Joseph Schumpeter
mendefinisikan entrepreneurship menekankan
pada inovasi, seperti :
         produk baru
         metode produksi baru
         pasar baru
bentuk baru dari organisasi

Karakter Entrepreneurship, Schermerhorn (1999) dalam Winardi (2004) 

  1. Fokus pengendalian internal : para entrepreneur beranggapan bahwa mereka berkemampuan mengendalikan nasip mereka sendiri, mereka merasa mampu mengarahkan diri mereka, dan mereka menyukai otonomi.
  2. Tingkat energy tinggi : para entrepreneur merupakan manusia yang konsisten, lebih enerjik, bersedia bekerja keras, dan mereka bersedia berupaya ekstra untuk meraih keberhasilan dibanding dengan orang rata-rata.  Jam kerja lama dan upaya kerja keras merupakan peraturan bagi mereka.            Energy ini merupakan factor kritikal dari para entrepreneur.
  3. Kebutuhan tinggi akan prestasi : para entrepreneur termotivasi untuk bertindak secara individu untuk melaksanakan pencapaian tujuan-tujuan yang menantang. Para entrepreneur lebih mementingkan perolehan prestasi dibandingkan dengan upaya mendapatkan uang. Pencapaian prestasi merupakan factor primer yang memotivasi para entrepreneur.
  4. Toleransi terhadap ambiguitas : para entrepreneur merupakan manusia yang bersedia menerima resiko, mereka mentoleransi situasi-situasi yang menunjukkan tingkat ketidakpastian tinggi.
  5. Kepercayaan diri : para entrepreneur merasa diri kompeten, dan mereka yakin akan diri mereka sendiri, dan mereka bersedia mengambil keputusan-keputusan. Mereka cenderung bersikap optimis sehubungan dengan kemungkinan-kemungkinan mereka mencapai sukses, dan optimisme mereka berlandaskan realita.
  6. Beorientasi pada action : para entrepreneur berupaya agar mereka bertindak mendahului munculnya masalah-masalah, mereka ingin menyelesaikan tugas-tugas mereka secepat mungkin dan mereka tidak bersedia menghamburkan waktu yang berharga.

Sebelum melaksanakan suatu upaya entrepreneurial, seseorang harus memiliki beberapa kriteria. 
Menurut Hellriegel (1996) dalam Winardi (2004) kriteria tsb. antara lain: 

1. Keterampulan-keterampilan teknikal. 
2. Pengetahuan dan pemahaman bidang financial. 
3. Keterampilan hubungan antar perorangan (interpersonal skill). 
4. Keterampilan dalam mengambil keputusan.


Model pertumbuhan wirausaha ada 4 (empat) tahap :

1.      Tahap awal  :
Para entrepreneur merencanakan usaha dan melaksanakan pekerjaan awal mencapai sumber-sumber daya dan melaksanakan pengorganisasian
2.      Tahap dimulainya usaha :
Periode inisial perusahaan, dimana para entrepreneur harus memposisikan usaha tersebut pada sebagian pasar dan melaksanakan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan guna mempertahankan kelangsungan usaha
3.      Tahapan pertumbuhan awal :
Periode dimana terjadi perkembangan dan pertumbuhan, mengalami perubahan besar di pasar-pasar, bidang keuangan dan pemanfaatan sumberdaya
4.      Tahapan pertumbuhan kemudian :
Evolusi sebuah usaha yang berkembang menjadi sebuah perusahaan dengan pesaing aktif di dalam sebuah industri yang mapan, dimana manajemen professional menjadi lebih penting dibanding dengan semangat entrepreneur
 
8 tahap perkembangan usaha baru (Winardi, 2004)

  1. Tahap awal (pre start-up stage).
  2. Konsep bisnis diidentifikasikan.
  3. Studi tentang pasar produk dan jasa diselesaikan
  4. Merumuskan rencana financial
  5. Merencanakan kegiatan-kegiatan pendahuluan (pre start-up activities)
  6. Tahapan dimulainya usaha tersebut (the start-up stage).
  7. Tahap pertumbuhan awal.
  8. Tahap pertumbuhan kemudian
KEUNTUNGAN MENJADI WIRAUSAHA

1.      Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sendiri
2.      Terbuka peluang untuk mendemonstrasikan kemampuan serta potensi seseorang secara penuh
3.      Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal
4.      Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha konkrit
5.      Terbuka kesempatan untuk menjadi BOS

            KELEBIHAN MENJADI WIRAUSAHA

1.      Peluang mengendalikan nasib Anda sendiri.
2.      Kesempatan melakukan perubahan.
3.      Peluang untuk menggunakan potensi sepenuhnya.
Peluang untuk meraih keuntungan tanpa batas.
4.      Peluang melakukan sesuatu yang Anda sukai.

KELEMAHAN

1.      Memperoleh pendapatan yg tidak pasti, dan memikul berbagai rresiko è jika resiko telah diantisipasi secara baik, berarti wirausaha telah menggeser resiko tersebut
2.      Bekerja keras dan waktu/ jam kerjanya panjang
3.      Kualitas kehidupannya masih rendah sampai usahanya berhasil, sebab dia harus berhemat
4.      Tanggungjawab sangat besar, banyak keputusan yg harus dibuat walaupun kurang menguasai permasalahan yg dihadapinya 

11 Hal praktis dalam memulai usaha 
         Memilih nama dan membuat logo 
         Memilih tempat usaha 
         Membeli perlengkapan 
         Pemenuhan terhadap mesin dan alat-alat produksi 
         Merekrut pegawai 
         Melakukan training persiapan dan uji coba 
         Memproduksi alat-alat promosi 
         Pilihan secara legal atau informasi 
         Peresmian 
         Proses tambahan 
         Belajar dari common mistakes 

Nah, demikian kiat2 untuk menjadi seorang etrepreneur, mungkin ntar ada tambahan2 lainnya, tunggu posting selanjutnya ya..... Wassalamualaikum Wr. Wb.


 

0 komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Template by:

Free Blog Templates